Terjemahan tulisan Sheikh Imran N. Hosein (http://www.imranhosein.org/articles/islam-and-politics/408-urgent-statement.html)
Kamis, 8 Sya'ban 1433H,
Oleh: Sheikh Imran N. Hosein
Kita akan segera menyaksikan peristiwa yang telah lama kita nantikan, yakni diawali serangan yang di lakukan oleh
Turki-NATO (pro Zionist), terhadap Syria dalam rangka menghabisi rezim berkuasa dan
menggantinya dengan apa yg mereka sebut sebagai rezim Islam. Cara serupa juga
dilakukan Zionist terhadap Libya. Tidak ada cara lain lagi bagi Israel untuk
dapat berteriak kepada dunia bahwa “Kebangkitan Islam” di negeri-negeri Arab yang
mengelilingi mereka telah menjadi ancaman serius sehingga mereka perlu
melakukan serangan pre-emptive untuk bertahan. Dengan cara apalagi Israel bisa menggantikan Amerika sebagai penguasa
dunia selanjutnya, kecuali dengan memerangi Negara-negara Arab yang mengepung
posisi Negara Zionist tersebut?
Turki yang pro NATO - dengan demikian, secara tidak langsung
berarti juga pro Zionist - nampaknya akan segera melakukan aksi super bodoh, yaitu dengan mengklaim bahwa
pesawat perang Turki yg ditembak jatuh oleh Syria adalah ‘casus bellum’ yang menyebabkan militer Turki berhak melakukan
invasi ke Syria. Invasi tersebut, tentu saja tidak ada hubungannya dengan urusan
balas dendam akibat kehilangan pesawat perang dan dua awak mereka. Invasi ini lebih
cenderung bertujuan untuk menumbangkan rezim berkuasa di Syria dan menggantinya
dengan rezim baru, inilah target utama sebenarnya.
Aksi militer tersebut akan menjadi aksi yg super bodoh
dengan alasan sbb:
- Syria berada dalam kondisi panas akibat huru-hara yang sebagian direkayasa oleh Zionist, meski demikian sejauh ini Zionist belum berhasil mengambil alih Syria. Dalam kondisi panas seperti itu, tentunya pesawat perang dari negara manapun yang masuk ke zona udara Syria tidak mungkin bisa terbang dengan aman.
- Jika kemudian Rusia dan China merespon invasi militer Turki terhadap Syria dengan mendatangkan pasukan untuk membela Syria, maka ini akan memantik perang besar (Malhama) sebagaimana telah diramalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Perang Malhama ini akan menjadi perang terbesar sepanjang sejarah dunia, saking besarnya, PD-1/2 tak ada artinya dibandingkan perang ini.
- Pemerintah Turki harus ingat bahwa Nabi SAW juga menyatakan dalam haditsnya, bahwa Malhama atau perang besar itu akan diakhiri dengan penaklukan Konstantinopel. Umat Islam Turki tidak perlu waktu lama untuk menyadari bahwa penaklukan Konstantinopel tahun 1453 oleh Sultan Muhammad Fatih bukanlah penaklukan yang diramalkan oleh Nabi. Umat Islam Turki kemudian akan menyadari penghianatan besar yang dilakukan oleh pemerintah pro Zionist mereka sehingga kemudian terjadi pemberontakan dan perang sipil, yang pada akhirnya akan menyebabkan takluknya Konstantinopel (Turki) di tangan umat Islam, sehingga terpenuhilah ramalan Nabi SAW.
- Dengan demikian, invasi militer Turki ke Syria pada akhirnya akan mendorong Turki ke dalam sebuah perang sipil yang menyebabkan terbebasnya kota Konstantinopel dari pengaruh jahat NATO.
- Berhadapannya pasukan Rusia dengan Turki di Syria menyebabkan terpenuhinya ramalan Nabi yang lain, yaitu: “kalian (umat Islam) akan bersekutu dengan bangsa Rum”. Bangsa Rum yang disebutkan dalam alQuran adalah Imperium Byzantium Timur Kristen yang pasca “penaklukan” Konstantinopel tahun 1453, ibu kotanya beralih ke kota yang kini dikenal sebagai Moscow.
Pernyataan ini dibuat untuk memberikan pencerahan kepada
umat Islam sehingga umat Islam tidak mudah tertipu oleh seruan Jihad yg dilakukan
oleh Islam pro Zionist, dan juga dari gencarnya propaganda media CNN/Al-Jazeera
yang terus-menerus membanjiri dan menggiring opini umat
manusia di seluruh penjuru dunia.