Minggu, 29 September 2013

Siapakah Bangsa Rum itu kini? Amerika-Eropa ataukah Rusia?

Ada point penting yang perlu dicermati dalam memahami “rundown” peristiwa-peristiwa akhir zaman, dan bagian yang paling krusial adalah memahami informasi yang diberikan Rasulullah dalam haditsnya bahwa umat Islam di akhir zaman akan membuat perjanjian damai dengan bangsa Rum untuk berkoalisi dalam sebuah peperangan. Negara manakah bangsa Rum di dunia saat ini? Sebagian besar ulama mengatakan bangsa Rum kini adalah Eropa dan Amerika. Tapi syaikh Imran Husein, seorang pakar akhir zaman, punya opini yang berbeda, dan opini beliau dibackup oleh fakta dan dalil yang cukup kuat.

Berikut adalah 3 alasan bahwa bangsa Rum bukanlah Amerika/Eropa

1.       Terdapat larangan untuk berteman dengan “Yahudi” dan “Nasrani” yg berkoalisi

Syaikh Imran mengatakan, jika bangsa Rum adalah Amerika dan Eropa, padahal kita meyakini dan menyaksikan dengan jelas bahwa Eropa dan Amerika saat ini adalah pendukung Israel sejati dengan koalisi “European Judeo-Christian Alliance” nya, maka akan terjadi pelanggaran terhadap perintah Allah, dimana jelas-jelas Allah SWT melarang umat Islam berwala dengan mereka dalam surat al-Maidah:51,.

۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ [٥:٥١]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Apakah mungkin umat Islam melanggar ayat ini dengan bersepakat dengan Eropa/Amerika untuk berperang melawan kekuatan lain (Rusia, Iran, China)? Jikapun, perlu berkoalisi dengan Amerika/Eropa, atas dasar kepentingan apa? Bukankah satu-satunya kepentingan Amerika dan Eropa di timur tengah adalah mengamankan posisi Israel dan zionisme?? Atas kepentingan apa Mujahidin akan mengadakan perjanjian damai dengan Amerika dan Eropa?  Penulis belum pernah melihat alasan yang jelas dari para ulama yang menganggap bangsa Rum adalah Amerika/Eropa.

2.       Bangsa Rum dalam alQuran disebutkan secara positif

Dalam surat ar-Rum, bangsa Rum disebutkan secara positif oleh Allah swt. Yang terjadi pada saat itu adalah, bangsa Persia (Musyrik Majusi) sempat mengalahkan bangsa Rum (ahlul kitab Nasrani) sehingga kejadian tersebut mengangkat moral kaum Musyrikin Quraisy yang membuat sebagian dari mereka mengatakan “Kami akan mengalahkan pengikut Muhammad sebagaimana Persia mengalahkan Rum!”. Namun Allah menurukan berita gembira bahwa bangsa Rum akan mengalahkan Persia beberapa tahun lagi dengan kemenangan yang besar, maka bergemberilah orang-orang beriman pada saat itu.
Dari surat ar-Rum ini kita bisa memahami bahwa kesamaan bangsa Rum dengan umat Islam adalah sama-sama pemeluk agama samawi. Dengan demikian, bangsa Rum yang disebutkan oleh Rasulullah dalam haditsnya yang kelak akan membuat perjanjian damai dengan umat Islam adalah bangsa yang masih memegang keyakinan nasrani yang cukup kuat. Apakah kita melihat itu ada pada Amerika dan Eropa?
Rusia, meskipun memiliki ideology komunis, namun sejatinya mereka masih memegang kuat nilai-nilai kenasranian mereka, 66% penduduk Russia mengaku memeluk Kristen Orthodox, dan katedral mereka juga memiliki bentuk yang mirip dengan masjid-mesjid umat Islam. Lebih layak Amerika ataukah Rusia yang memiliki sifat-sifat bangsa Rum dan disebutkan secara positif dalam alQuran?  

3.       Iran satu poros kepentingan dengan Amerika/Israel

Apakah mungkin Mujahidin akan membuat perjanjian damai dengan Amerika/Eropa untuk berkoalisi memerangi Persia (Iran)? Padahal kita semua mengetahui bahwa Iran berada dalam satu poros kepentingan bersama Amerika dan Israel, yaitu pertama, menghancurkan Islam (Sunni) dan kedua dalam menjalankan agenda-agenda zionisnya? Sangat sulit diterima akal sehat bahwa umat Islam akan berkoalisi dengan Amerika-Eropa. Meski memang apa yang di tampakkan Iran -yg berakidah Taqiyyah- adalah permusuhan tingkat tinggi dengan Amerika/Israel, tapi di belakang layar, mereka sangat mendukung kepentingan Amerika/Israel. Bagaimana pula menjelaskan, Yahudi Isfahan sebanyak 70000 orang bisa hidup tentram di Iran dan kelak akan menjadi pasukan Dajjal?  
Di lain pihak, Iran saat ini menampakkan koalisi dan pertemanan tingkat tinggi dengan Russia, meski sebenarnya itu murni untuk kepentingan duniawi (ekonomi, pertahanan, dslb), bukan kepentingan ideologis. Iran sengaja menampakkan kemesraan dengan Russia, dengan tujuan membiaskan umat Islam siapa bangsa Rum sebenarnya.  Lantas bagaimana kelak Rusia akan memerangi Iran? Biarkan waktu yang menjawab. Yang jelas, kita menjadi saksi bahwa Russia tidak terlibat aktif dalam poros zionisme sebagaimana Eropa, Amerika, Israel dan Iran. Dan bukankah pertempuran akhir zaman adalah tentang ideology al-hak, melawan ideology al-baatil? hizbuLlah melawan hizbu-Dajjal? Orang-orang Nasrani (ortodhox), yang menjadi mayoritas penduduk Rusia, memiliki kepentingan yang sama dalam melawan Dajjal (anti-christ), tentu merekalah yang paling bisa diajak berkoalisi, bukan Nasrani dalam koalisi Judeo-Christian yg justru kini sedang membangun peradaban dajjal.

Konsekuensi Menganggap Amerika adalah bangsa Rum dan membuat perjanjian damai dengannya

Konsekuensi yang pertama adalah pelanggaran terhadap surat al-Maidah:51 disebutkan di atas. Mungkinkah al-imam al-mahdi, yang di utus Allah untuk menegakkan Islam sekali lagi di muka bumi ini melanggar ayat ini meski dengan dalih “siasat perang”?

Konsekuensi kedua, jika kita yakin bahwa al-imam al-mahdi tidak akan mungkin melanggar prinsip-prinsip alQuran, maka beliau tidak akan mengadakan perjanjian damai dengan Amerika, karena Amerika adalah pendukung “Judeo-christian alliance”. Namun bagaimanapun selalu ada usaha memecah belah dalam tubuh umat Islam. Maka, akan ada sebagian mujahidin yang tertipu dan mengadakan perjanjian damai dengan Amerika. Inilah yang patut diwaspadai karena Rasulullah pernah mengatakan dalam haditsnya bahwa  “ada sepertiga tentara Islam yang “melarikan diri” dari pertempuran yang mana mereka tidak akan diampuni oleh Allah SWT selama-lamanya. Ada dua hal yang perlu dicermati dalam kalimat petikan hadits di atas, pertama, pasukan Islam (Mujahidin) yang melarikan diri dari perang, dan kedua, dosa mereka tidak akan diampuni selamanya oleh Allah swt. Mari kita bahas dua hal ini satu persatu,
Melarikan diri dari pertempuran tidak selalu berarti mereka mundur karena khawatir terbunuh, jika mundur seperti itu adalah bagian dari siasat perang, maka itu bukan yang dimaksud melarikan diri spt disebutkan dalam hadits Rasulullah. Menyelisihi perintah komandan apakah bisa disebut melarikan diri dari pertempuran? Bisa jadi, namun kita lihat lebih jauh lagi. Pasukan Islam yang terbentuk di akhir zaman adalah orang-orang pilihan, sebab umat Islam di akhir zaman umumnya terkena penyakit wahn. Mujahidin akhir zaman bukanlah orang-orang yang sedang mengikuti “wajib militer” sehingga takut mati ada dalam kamus mereka. Mujahidin akhir zaman adalah orang yang hanya memiliki dua opsi, hidup mulia, atau mati syahid. Lalu kenapa ada sepertiga yang “melarikan diri”? Maka kita bisa simpulkan bahwa mereka melarikan diri dari pertempuran bukan karena takut mati, tapi karena tertipu oleh beberapa gelintir mujahidin sesat. Bisa jadi, sepertiga mujahidin ini adalah yang menganggap bangsa Rum adalah Amerika, wallahua’lam bishawab…

Hal yang kedua dalam petikan hadits tadi, bahwa sepertiga mujahidin yang “melarikan diri” dari pertempuran ini tidak akan diampuni dosanya oleh Allah swt selama-lamanya. Dalam perbendaharaan hukum Islam, kita hanya mengenal satu dosa yang tidak akan terampuni, yaitu syirik. Maka bisa kita simpulkan bahwa sepertiga Mujahidin ini tidak hanya “melarikan diri” dari pertempuran, tapi juga melakukan kesyirikan. Ini menguatkan pembahasan pertama bahwa melarikan diri yg dimaksud adalah bukan semata melarikan diri karena menyelamatkan nyawa. Kita semua tahu bahwa aliansi Amerika-Israel adalah menjadikan Dajjal sebagai ilah mereka, maka mereka adalah orang-orang musyrik. Dan jika kita berteman dengan mereka maka akan terkena konsekuensi surat al-Maidah:51 di atas, bahwa siapapun yang menjadikan mereka sebagai teman, maka ia menjadi bagian dari mereka.  

Sehingga kesimpulannya, konsekuensi kedua jika kita menganggap Amerika adalah bangsa Rum, kita berpotensi masuk ke dalam sepertiga Mujahidin yang melarikan diri dari pertempuran yang tidak akan diampuni oleh Allah selama-lamanya, na’udzubillahi min dzalik…

2 komentar:

Anonim mengatakan...

artikel tidak sesuai kenyataan kalau melihat negara iran.justru musuh utama iran zionis

Unknown mengatakan...

Hny allah yng bisa menjawab, tenang kalau sdh janji allah dtng, umat muslim pasti akn d beri kn petunjuk oleh allah , dn allah pasti akn menunjukn siapa bngsa rum sbnrny, yng terpenting skrng kuatkn iman sj, allah tdkn menyalahi janjiny, ALLAH maha besar maha sgl2ny